Home Default Blog

Bandung, Daunjati – Minggu malam (20/12) di Jalan Lodaya, Bandung, sekitar area lapangan soft ball, seorang alumni Jurusan Teater Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung menjadi korban pembacokan brandalan motor, kejadian tersebut diperkirakan sekitar jam 22.30-an. Barang-barang M. Komadri (Dede) tidak ada yang dirampas sedikit pun, namun akibat dari pembacokan brandalan motor tersebut, M. Komdri (Dede) mengalami luka cukup serius pada bagian tulang pipi sebelah kiri, sehingga harus dilarikan ke UGD Rumah Sakit Muhammadiyah yang berlokasi tidak terlalu jauh dari tempat kejadian.
Kejadian itu bermula ketika M. Komadri (Dede) melintas di Jl. Lodaya, tiba-tiba sekitar 7 motor mendekati motor yang sedang ditumpanginya, pada saat itu kondisi memang sedang sepi, “sekitar 7 motor menghampiri saya, motor mereka ‘tuh sama sekali tidak mencirikan brandalan, knalpot pun bukan knalpot bising. Dari ke-7 motor tersebut, tidak semua turun untuk mencegat saya, hanya beberapa saja. Mereka mulai meminta saya untuk menyerahkan barang-barang saya, tapi tidak saya kasih. Lalu salah seorang dari mereka menendang saya, tapi berhasil saya tangkis. Mungkin karena melihat reaksi saya yang melakukan perlawanan, akhirnya tanpa diduga salah seorang yang lainnya membacokkan goloknya ke bagian tulang pipi-kiri saya. Kunci motor pun mereka ambil. Ketika saya sudah tersungkur, saya pun berdiri memegang sesuatu di belakang saya, entah apa, seperti batu kayaknya, soalnya saat itu kondisi muka saya sudah berlumuran darah. Saya pun mengejar mereka namun mereka pun pergi. Bahkan saya sempat dengar dari mereka ngomong “entong, tong dibawa motorna”. Memang pada saat itu jalanan sepi sekali. Kejadian tersebut tidak terhitung dalam waktu yang lama, barangkali sekitar 5 menitan”, terang Dede sambil menahan nyeri setelah dijahit.
Menurut penuturan Aldi salah seorang yang menolong Dede, pada saat kejadian sama sekali tidak terdengar ada suara pekelahian atau apa, karena pada saat kejadian dia sedang berada di dalam warung, “sama sekali tidak kedenger apa-apa. Kebetulan saya lagi di warung sama temen-temen—saya dan temen-temen keluar teh setelah ngedenger ada orang yang teriak-teriak minta tolong sambil ngedorong motor. Saya juga kaget, liat wajahnya sudah banyak darah. Saya pun diminta untuk membawanya ke Rumah Sakit. Lalu saya dan temen-temen pun mengantarnya ke R.S Muhammadiyah”, ungkap Aldi.

Kejadian tersebut memang tidak sekali dua kali, sering, karena JL. Lodaya jika malam hari sepi sekali, lampu penerangan sangat kurang, dan tingkat pengamanan dari polisi terbilang kurang, “bahkan pada jam 8 atau 9 malam, mereka ‘tuh berani nyegat buat nge-begal—karena kalo malam hari di Jalan Lodaya itu memang sepi sekali dan kejadian kayak gini teh bukan sekali dua kali”, lanjut Aldi.
Setelah mendapatkan laporan dari Semi Ikra Anggara dan Aldi, kepolisian Lengkong kemudian melakukan cek dan olah TKP, “sangat disayangkan ketika polisi melakukan pengecekkan TKP, mereka tidak serius. Mereka tahu bahwa kejadian itu malam hari dan pasti gelap, namun membawa senter pun mereka nggak, malah saya yang nyenterinnya. Mereka juga tidak menelusuri lebih jauh di mana persis kejadiannya, soalnya saya yakin Dede tidak mungkin tahu di mana persisnya, orang dia saat itu dalam keadaan ditekan pelaku”, papar Semi.
dan lokasi kejadian kepada salah seorang yang menolong korban .
[Foto: Semi Ikra Anggara]