Home Default Blog

Daunjati, Semarang, Kamis (8/12/16) — Pukul 12.30 WIB di perbatasan Demak-Semarang, belasan orang menyambut kedatangan rombongan long march #KawalKendeng, mereka berasal dari berbagai aliansi dan organisasi, seperti Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Hayam Wuruk Universitas Diponegoro, Aliansi Jurnalis Independent (AJI) Semarang, Mapala Unisula, LBH Semarang, LBH Dera, Solidaritas Rakyat untuk Demokrasi (SORAK) Bandung dan terakhir dari Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (KHAK) Semarang yang memandu dan menyiapkan keperluan logistik kegiatan ini sejak awal. Aksi long march #KawalKendeng yang dimulai sejak Senin (5/12/16) ini bertujuan akhir di Kantor Gubernur Provinsi Jawa Tengah, besok. Menurut Romo Aloys Budi Purnomo, Ketua KHAK menyambut rombongan long march #KawalKendeng yang ditemui di gapura perbatasan Demak-Semarang mengatakan, bahwa aksi long march ini diikuti oleh 250 hingga 300 orang, pesertanya tidak hanya para petani Rembang, tapi juga dari Masyarakat Pati, mahasiswa dan simpatisan-simpatisan dari berbagai daerah. Para peserta long march #KawalKendeng ini menyebut diri sebagai JMPPK atau Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng.
LBH Dera, yang juga hadir di saat penyambutan di perbatasan Demak-Semarang bertutur sedikit seputar tujuan diadakannya long march ini. Ia mengatakan “Tujuan Long March Kawal Kendeng ini kami hanya ingin menuntut Ganjar Pranowo (Gubernur) untuk mencabut Izin Lingkungan. Ini lho Ganjar, Putusan Hakim Mahkamah Agung (MA) ‘kan sudah turun dimenangkan oleh kami (rakyat), tapi mengapa kok masih saja dibiarkan (kegiatan membangun pabrik semen)?”
Long march #KawalKendeng ini merupakan aksi terusan dari Kasus Pabrik Semen di Pegunungan Kendeng. Padahal, berdasarkan situs resmi Mahkamah Agung, gugatan Petani Pegunungan Kendeng yang diwakili Joko Prianto, terhadap Gubernur Jawa Tengah (Tergugat I) dan PT Semen Indonesia (Tergugat II) telah diputus pada tanggal 5 Oktober 2016. Amar putusan mengabulkan gugatan dan membatalkan obyek sengketa. Obyek sengketa yang dimaksud ialah SK Nomor 660.1/17 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan di Kabupaten Rembang yang dikeluarkan Gubernur Jawa Tengah tertanggal 7 Juni 2012.

Tak jauh dari gapura perbatasan setelah para penyambut bertemu dan bergabung dengan rombongan long march #KawalKendeng, semuanya melakukan istirahat. Konsumsi seperti nasi bungkus, air mineral, kue-kue dibagikan kepada seluruh peserta long march. Dalam peristirahatan, bergantian tokoh yang hadir dan para peserta melakukan orasi. Tokoh yang melakukan orasi itu salah satunya Benny Karnadi, Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Tengah. Dalam orasinya, Benny Karnadi merasa haru melihat perjuangan rakyat menuntut keadilan yang terjadi siang ini. Selain orasi yang asalnya dari intelektual dan pemerintah, ada juga Sukilan (60) yang cukup menarik perhatian siang itu. Beliau adalah Petani asal Pati, yang merasa bahwa Rembang, dan para petani di pegunungan Kendeng sudah seperti keluarga yang harus saling jaga.
“Boten mung Tani, boten mung polisi, boten mung hakim, mahasiswa, kabeh sami-sami punya tugas menjaga alam. Kawan-kawan mahasiswa bisa produktif untuk bersaing dengan musuh-musuh negara. Kemarin Kami sudah berjuang hingga memenangkan hak kami di MA, tapi yang namanya keadilan ora nyoto! Hukum tidak tegak! Bila hukum indonesia dijalankan dengan benar, tidak perlu begini rakyat” ucap Sukilan dengan energik.
Sukilan juga berpesan pada seluruh mahasiswa Indonesia, untuk sama-sama mau memikirkan alam untuk masa depan. Karena kerusakan tambang tidak dapat diperbaiki, Sukilan melihat contoh di Gresik yang tanahnya sudah rusak karena pertambangan. “Pertambangan hanya menghasilkan keuntungan sesaat, itu pun bukan untuk rakyat tapi untuk investor-investor asing. Wong orang-orang luar itu berebut ingin menambang di Indonesia, ini orang kita juga malah ikut rebutan. Kalau saya boleh tantang orang-orang pinter kita itu, berani ndak menambang di sana, di luar negeri?”, sambungnya, kepada Daunjati setelah selesai orasinya.
Di sore hari, rombongan long march #KawalKendeng disambut oleh Seluruh Mahasiswa Universitas Islam Sultang Agung (UNISSULA) yang terdiri dari BEM, UKM-UKM, dan Orda Pati. Para Mahasiswa UNISSULA mempersilahkan rombongan long march untuk masuk ke area dalam kampus. Di sana sudah tersedia air mineral, obat-obatan, toilet dan beberapa potong buah semangka. Di dalam suasana makin meriah dengan bersatunya rombongan long march #KawalKendeng dengan para mahasiswa. Mereka memasuki area kampus dengan bernyanyi bersama-sama. Dari mulai Indonesia Raya, Padamu Negeri, sampai lagu Darah Juang. Rombongan long march #KawalKendeng beristirahat di Taman Bahasa. Semua melebur tak ada perbedaan antara petani, mahasiswa, semua adalah rakyat. Para mahasiswa dari Fakultas Kedokteran pun langsung melebur, menanyakan satu-persatu peserta rombongan apakah ada yang terluka atau sakit, bila ada mereka langsung memberi obat atau melakukan penanganan. Dan setelah beristirahat di UNISSULA ini, menurut informasi Pak Gun (salah seorang peserta rombongan long march) yang diumumkan lewat megaphone tak lama rombongan long march sampai di Taman Bahasa, bahwa setelah dari sini (dari UNISSULA), mereka akan menuju Taman Budaya Raden Soleh (TBRS) untuk bermalam. Sebelum melakukan aksi long march ke tujuan akhir, yaitu ke Kantor Gubernur Jawa Tengah di Gubernuran.
Di tengah peristirahatan, Romo Aloys terus melakukan orasi memberi semangat. Ia juga selalu mengingatkan soal pesan-pesan Gus Mus pada para peserta Long March ketika sebelum memulai aksi Senin lalu, “Terus berjuang, aksi ini aksi mulia”, ucap Romo Aloys meniru pesan Gus Mus dan tak lupa, teriakan pembakar semangat yang sejak awal selalu membuat semangat berkobar setelah kepalan tangan diangkat ke langit: “SALAM KENDENG.. LESTARI!!”
[Reporter: Naufal W Hakim/Wartawan Magang | Editor: Mohamad Chandra Irfan]