Home Default Blog
Bandung, 26 April 2024. Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung telah menjadi pusat perhatian, terutama bagi para mahasiswa yang tengah mempersiapkan tugas akhir mereka. Renovasi beberapa ruangan dan toilet menjadi langkah awal dalam menunjang kelancaran pelaksanaan UTBK. Bahkan, Gedung Kesenian Dewi Asri yang sebelumnya mengalami kebakaran tahun lalu, turut ditutup dengan papan seng tinggi.
Berdasarkan surat edaran Rektor tanggal 25 April 2024, UTBK yang akan berjalan di ISBI Bandung terlaksana pada 30 April, 2 s.d 7 Mei untuk gelombang 1 dan gelombang 2 pada 14 s.d 20 Mei 2024.
Bagi mahasiswa, khususnya dari Fakultas Seni Pertunjukan, persiapan untuk tugas akhir merupakan tahap krusial dalam perjalanan akademik mereka. Namun, kehadiran UTBK mendadak telah mempengaruhi jadwal latihan mereka.
Salma, seorang mahasiswa program studi seni tari, mengungkapkan kekhawatirannya akan gangguan yang ditimbulkan oleh pelaksanaan UTBK, terutama pada waktu latihan yang terbatas.
“Biasanya si dari dulu juga gtu ya, jujur jam malam yg ganggu kita mah, tapi latihan mulai abis magrib juga ga enak, kaya kebuang aja gitu waktu dari jam 4, kan lumayan 2 jam juga buat proses mah bakal ada hasil,” ujar Salma.
Rio, mahasiswa seni karawitan, juga merasakan dampak negatif dari penjadwalan yang bertabrakan. Proses tugas akhirnya terhambat karena harus bersaing dengan penyaji lain untuk mendapatkan fasilitas latihan yang terbatas. Meskipun lembaga menawarkan solusi untuk latihan di luar area kampus, Rio mengeluhkan biaya transportasi yang harus ditanggung oleh mahasiswa.
“Karena kita harus clear area dan tidak boleh berisik sedangkan fasilitas yang ada untuk sekitar 30 sampai 40 penyaji udah ketar-ketir sampai latihan shift malam, itu juga kadang berebut waktu sih kendalanya mah,” kata Rio.
Sementara itu, Febi seorang mahasiswa program studi Antropologi Budaya, juga merasakan dampak dari perubahan jadwal akademik yang mendadak. Penundaan seminar progres karena pelaksanaan UTBK telah memengaruhi persiapan mereka untuk ujian akhir. Meskipun beberapa mahasiswa menerima keputusan tersebut, ada juga yang tidak setuju dengan perubahan tersebut.
“Jadi, harusnya tanggal 22 April jam 14.00 penutupan pendaftaran seminar progres, tapi tiba-tiba ada pengumuman dari kepala jurusan tentang seminar progres ini dibatalkan karena adanya UTBK dan jadinya langsung ke ujian akhir yang akan dilaksanakan tanggal 27 Mei. Beberapa respon terjadi, ada yang menerima ada juga yang tidak,” ujar Febi.
Aziz, mahasiswa program studi seni teater, menekankan pentingnya prioritas akademik dalam menghadapi UTBK. Baginya, ujian tugas akhir merupakan tahap penting dalam perjalanan akademik mahasiswa ISBI.
“Proses TA (tugas akhir) yang singkat dengan konteks ujian sangat mengganggu. Ujian TA lebih penting daripada UTBK secara akademik mahasiswa ISBI. Dengan adanya UTBK sangat merugikan peserta ujian TA”.
Menurut Aziz, dua minggu berjalannya UTBK di ISBI Bandung menghambat proses berjalannya ujian tugas akhir yang akan dijalaninya.
“Aku mempertanyakan apakah akademik lebih penting? Atau UTBK lebih penting? Ya mungkin untuk meningkatkan akreditasi kampus,” tegas Aziz.
Minggu-minggu terjadinya UTBK di ISBI Bandung telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan mahasiswa, khususnya bagi mereka yang berasal dari Fakultas Seni Pertunjukan. Pertanyaan pun muncul mengenai prioritas antara aspek akademik dan peningkatan akreditasi kampus. Meskipun pelaksanaan UTBK mungkin dianggap sebagai langkah untuk meningkatkan reputasi kampus, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut juga berdampak pada proses belajar mengajar dan persiapan tugas akhir mahasiswa.
Dalam situasi ini, mahasiswa merasa perlunya komunikasi yang lebih baik antara pihak pengelola kampus dan mahasiswa untuk meminimalisir gangguan yang ditimbulkan oleh perubahan jadwal mendadak. Selain itu, perlu adanya solusi yang memadai untuk menangani konflik jadwal antara pelaksanaan UTBK dan persiapan tugas akhir mahasiswa. Dengan demikian, diharapkan proses akademik di ISBI Bandung dapat berjalan dengan lancar tanpa mengorbankan kualitas pendidikan mahasiswa.
Penulis : Muhammad Anugrah Fajar Mahardika, Rifka Rahma Dewi, Farhan Ahmad Fauzi
Penyunting : Acep Muhamad Sirojudin