Home Default Blog
Daunjati – Bandung 25 Mei 2024, mahasiswa teater ISBI Bandung menggelar kegiatan bertajuk “Ngaguar Budaya Tarawangsa” yang bertempat di Desa Rawabogo Kec. Ciwidey Kab. Bandung.
Ngaguar Budaya Tarawangsa ini merupakan kegiatan yang telah digagas dari semester lima oleh mahasiswa teater kelas A angkatan 2021 dalam rangka menempuh mata kuliah Manajemen Produksi dan dipraktekkan pada semester enam ini. Selain untuk menyelesaikan mata kuliah Manajemen Produksi kegiatan ini pun mempunyai tujuan untuk mengetahui dan menjaga kebudayaan yang ada.
“Bahwa acara Ngaguar Budaya Tarawangsa selain untuk memenuhi nilai pada mata kuliah Manajemen Produksi, aku harap dari acara ini, kita sebagai generasi muda, seenggaknya bisa mengetahui salah satu kesenian dari daerah itu, ada kesenian Tarawangsa”. Ucap ketua pelaksana Khumaira Cantika
Kegiatan berlangsung pada pukul 19.15 dibuka dengan talkshow mengenai sejarah tarawangsa di desa Rawabogo, menurut Abah Undang selaku sesepuh Padepokan Ajar Padang tarawangsa memiliki arti Tarawang Mangsa katukang yang dimana Tarawang artinya melihat dan Mangsa katukang memiliki arti masa lampau, yang jika diartikan dalam bahasa indonesia tarawangsa berarti; melihat masa yang lampau. Dalam hal ini Abah Undang selaku sesepuh mengharapkan kesadaran dari masyarakat untuk melihat kebelakang tentang bagaimana cara merawat dan menjaga kelestarian budaya sebagai warisan bangsa, seperti halnya ritual Miasih Bumi yang hingga saat ini masih dijalankan oleh masyarakat Rawabogo.
Setelah talkshow berakhir tarawangsa dibuka dengan pembacaan Rajah Bubuka oleh Abah Undang kemudian dilanjut dengan ngibing atau menari dalam bahasa sunda, pada mula nya hanya ada satu orang laki-laki yang turun dari panggung dan mulai menari, akan tetapi seiring berjalannya waktu para penonton secara sukarela maju kemudian mengalungkan syal khusus dan mulai menari untuk merasakan khikmatnya alunan musik dari tarawangsa.
Di penghujung acara Abah Undang membagikan sesajen yang sedari awal sudah disiapkan kepada para penonton untuk dikonsumsi bersama, Abah Undang menuturkan kepada khalayak umum untuk tidak menilai negatif kehadiran sesajen disini, karena sesajen disini bukan sebagai simbol menyembah hal yang bersifat musyrik dan syirik akan tetapi sesajen tersebut dinilai sebagai cara menghormati bumi yang sudah memberikan kesuburan alam seperti sayuran, buah-buahan dan terutama kesuburan padi di Desa Rawabogo.
Pewarta : Resa Ramadhan dan Farhan Ahmad Fauzi
Dokumentasi : Panitia Pubdok Ngaguar Budaya Tarawangsa
Editor : Ossa F. N.