Home Default Blog

NYANYIAN ANGSA: KESEPIAN YANG BERULANG-ULANG
ARSIP

NYANYIAN ANGSA: KESEPIAN YANG BERULANG-ULANG

(Pertunjukan pertama dalam rangkaian Tugas Akhir gelombang I Jurusan Teater, Fakultas Seni Pertunjukan, ISBI Bandung. Azhar Darajat Ulya, minat: pemeranan. Naskah: Nyanyian Angsa, karya Anton P. Chekov, terjemahan Teguh Karya)

Bandung, Daunjati (21/7) TRAKKK!! Suara lampu panggung yang jatuh menabrak lantai panggung menjadi pembuka adegan pertunjukan ‘Nyanyian Angsa’ pada Kamis (21/7) di Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung. Pertunjukan yang digelar sebagai pembuka Rangkaian Tugas Akhir Gelombang I Prodi Teater ini menampilkan Azhar Darajat Ulya yang mengambil minat pemeranan. Naskah dari seorang Dramawan Russia Anton P Chekov ini, digarap dalam bimbingan Rachman Sabur M.Sn.

Pertunjukan ‘Nyanyian Angsa’ menceritakan dua orang pria, Svietlovidoff seorang aktor berumur 68 tahun dan Nikita Ivanitch seorang tua juga yang berprofesi sebagai promter/juru bisik, yang bertemu dalam sebuah malam sehabis pertunjukan.

Dalam malam itu, Svietlovidoff, yang diperankan oleh Azhar Darajat Ulya, tengah mabuk dan baru saja tertidur di gedung pertunjukan sehabis pentas. Ia bangun dan masuk ke panggung, meracau sendiri soal keadaan dirinya sebagai aktor dan sebagai lelaki yang ia rasa sudah sempurna. Sebagai aktor yang seringkali mendapat peran-peran besar seperti Hamlet sampai King Lear ia ucapkan dalam racaunya sebagai ujaran kebanggan eksistensi diri. Seperti saat Svietlovidoff memperagakan tokoh-tokoh dan beradegan dengan Nikita Ivanitch, terlihat bahwa Svietlovidoff selalu ingin mendominasi atau “berdiri sendiri” dari lawan mainnya, memperlakukan lawan mainnya seperti benda yang bisa ia atur semaunya. Meski begitu, ujaran kebanggaan itu nampak seperti sebuah hiburan dari kesedihan dan kepedihan yang ia rasakan.

Terlebih sebagai aktor teater ternama, yang dalam kehidupan nyatanya tak begitu membantunya sama sekali, bahkan membuat nasibnya menjadi buruk. Beberapa kali ia melamar wanita yang menjadi penggemar karya-karyanya dan selalu saja ditolak karena alasan dunia teater. Beberapa kali juga ia merasa bahwa para penonton yang menggemarinya, yang membawakannya bunga, mengajaknya berfoto sama sekali tak peduli padanya. Nikita Ivanitch yang diperankan oleh Nugraha “Blazier” Susanto, muncul sebagai tokoh lugu dan karena keluguannya sering memberi kesan jenaka. Nikita Ivanitch yang bertemu Svietlovidoff pada malam itu pun sama-sama karena alasan tertidur, ia tertidur di ruang ganti dan terpaksa jadi menginap juga. Sehingga dalam pertemuan yang tidak direncanakan ini, Svietlovidoff seorang aktor tua yang penuh romantisme masa lalu dan Nikita Ivanitch seorang juru bisik tua menjadi dua orang yang sangat akrab pada malam itu.

Pertunjukan yang berdurasi tak sampai satu jam ini mendapat antusias yang cukup banyak dari apresiator yang hadir. Khususnya para peserta tugas akhir lain dan mahasiswa yang membantu menjadi aktor pada Rangkaian Tugas Akhir Gelombang I di pertunjukan selanjutnya.

 “Azhar pasti lagi deg-degan, nanti teh aku yang ngerasain kayak gini hahahaha”, ujar salah seorang peserta tugas akhir minat pemeranan yang akan memainkan naskah Mainan Gelas pada 3 Agustus nanti, sesaat sebelum pertunjukan dimulai.

Dengan ini, Rangkaian Tugas Akhir Gelombang I Prodi Teater ISBI Bandung minat kekaryaan yang menampilkan 1 orang mahasiswa penyutradaraan, 1 orang mahasiswa penataan artistik dan 13 mahasiswa pemeranan telah dibuka, dan selanjutnya akan menampikan pertunjukan ‘LABYRINTH’, ‘Bila Malam Bertambah Malam’, ‘Mainan Gelas’, ‘Nyai Ontosoroh’, Orang Kasar’ dan ‘UMANG-UMANG’.

[Naufal W. Hakim/ Wartawan Magang]