Home Default Blog
Bandung, 22 Juni 2024. Kegiatan “Panggung Ini Milik Siapa?” yang dilaksanakan di Taman Buaya ISBI Bandung adalah kegiatan yang digagas oleh beberapa elemen kampus diantaranya adalah Kolektif Tanpa Matahari, Keluarga Mahasiswa Teater (KMT) dan LPM Daunjati. Kegiatan ini hadir untuk menjadi wadah bagi masyarakat mengekspresikan diri, selain itu konsep dari kegiatan ini pun semua orang bisa hadir dan turut mengisi panggung ini, hal ini juga ditegaskan dalam judul kegiatan tersebut yang berupa pertanyaan untuk memancing keingintahuan orang-orang agar senantiasa bergabung dan turut mengisi panggung ini.
“Konsep acara ini tidak dilakukan dengan pasti, lebih pada keinginan membuat panggung bebas. Dari acara ini kami sebenarnya ingin bertanya, Panggung ini milik siapa? Siapa yang berhak ada di panggung ini? Sebab sebenarnya semua berhak berada di panggung ini. Seperti di keterangan “Silahkan rebut panggung ini”, Maka dari itu jikalau ada mahasiswa melihat spot kosong, apakah akan ada yang datang dan berani tampil di panggung? Menantang nyali mahasiswa untuk tampil di ruang bebas berekspresi, karena jarang yang bisa tampil walaupun memiliki potensi.” Menurut Aji Suda Ginanjar dari KMT
Kegiatan ini pun memang sengaja tidak diberikan tema agar para peserta yang hadir bisa bebas mengekspresikan dirinya maupun membawakan berbagai isu, seperti Gilang Ikan dari Tanpa Matahari membacakan puisi berjudul “Antara Kau dan Militia” membahas sepasang kekasih di tanah konflik seperti Palestina, atau Papua. Juga Haikal dari Daunjati yang membacakan puisi mengenai kelakuan aktivis jaman sekarang yang berjudul “Persimpangan Reformasi” sebab menurutnya kebanyakan orang-orang yang menjadi aktivis pada hari ini hanya dilakukan sebagai ajang panjat sosial.
Salah satu penampil, Esa yang membacakan puisi berjudul “Pesan untuk Mahasiswa Tolol” Puisi ini dibawakan sebab Esa melihat masih banyak mahasiswa mencoba menghidupkan kembali budaya kekerasan di masa ospek mahasiswa baru.
Menanggapi acara tersebut sebagai seorang penampil Esa mengungkap, “Panggung Ini Milik Siapa? Vol. 1 itu salah satu upaya mahasiswa yang memiliki spirit membangun sebuah ekosistem kreatif akar rumput di lingkup kampus. Aku melihat ini sebagai inisiasi bahwa panggung tidak melulu berbentuk konservatif. Semoga saja acara tersebut tidak berhenti, justru menjadi letupan untuk menstimulus individu atau kolektif untuk ikut serta bahkan sampai membuat acara yang sama. Dengan begitu akan lahir ruang-ruang untuk mengekspresikan kreativitas.”
Penampil lain yaitu Farhan turut memberikan pandangan terhadap acara tersebut, “Acara kemarin sangat baik karena membuat wadah untuk teman-teman mahasiswa ISBI Bandung yang suka dengan karya sastra, terutama tampil membaca puisi.” ujar Farhan.
Farhan membacakan puisi karya Wiji Thukul, Ia memilih karya tersebut secara spontan dan memang suka dengan perlawanan Wiji Thukul. Ia menambahkan “Puisi dipilih sebab memunculkan ingatan saat saya lapar, lalu melihat gelandangan yang harus meminta minta agar bisa makan. Dari sana saya bersyukur ketika saya bisa makan tanpa menjadi gelandangan.”
Selain menjadi ruang mengekspresikan diri kegiatan ini juga menjadi ruang untuk saling bercengkrama, membangun relasi dan ruang baca bagi kawan-kawan.
“Kegiatan ini dibuat sebagai ruang agar kenal dan dekat dengan teman-teman kampus, seperti kolektif tanpa matahari yang membuka perpustakaan keliling di acara ini juga tetap diadakan beragam buku bacaan yang digunakan selain untuk membaca juga agar ada relasi dan ruang untuk mahasiswa.” ujar Gilang dari Kolektif Tanpa Matahari
Aji dari KMT juga menjelaskan adanya kemungkinan keberlanjutan dari kegiatan ini dan harapannya di kemudian hari
“Kegiatan ini diharapkan menjadi acara keberlanjutan, dari poster dicantumkan bahwa acara kali ini merupakan vol. 1 maka akan ada vol. 2, vol. 3 dan seterusnya. Bisa dilaksanakan dua minggu sekali atau sebulan sekali, ada kemungkinan di masa mendatang ketika melanjutkan volume lain akan ada tema yang khusus dan lebih mengerucut dengan tagline yang sama “Panggung Ini Milik Siapa?” membawa isu-isu tertentu. Sebab pada intinya, kegiatan ini ingin memberi ruang untuk kawan-kawan semua, agar dapat mengekspresikan apa yang ingin diekspresikan.”, ucap Aji.
Penulis : Sophia Septiani
Dokumentasi : Gilang/Kolektif Tanpa Matahari
Editor : Ossa