Home Default Blog

RUWATAN GK. DEWI ASRI: GENAP SATU TAHUN TERLAHAP API
ARTIKEL

RUWATAN GK. DEWI ASRI: GENAP SATU TAHUN TERLAHAP API

Daunjati – Bandung, 13 Juni 2024. Dalam rangka mengenang satu tahun Gedung Kesenian Dewi Asri, ISBI Bandung yang habis terbakar api, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ISBI Bandung bersama Himpunan Mahasiswa Karawitan (HIMAKA) ISBI Bandung melaksanakan kegiatan yang bertajuk “Ngaruwat Gedung Kesenian Dewi Asri: Mengenang 1 Tahun Pasca Tragedi Gedung Dewi Asri”. Kegiatan ini bertempat di Teater Kebun ISBI Bandung, tepatnya di belakang GK. Dewi Asri ini mulai sekitar pukul delapan malam. 

“Ya, dalam rangka mengingat satu tahun Dewi Asri kan, kita sebagai mahasiswa ISBI pun pasti merasa terkenang dengan kehilangan Dewi Asri,” jelas Bagir selaku Ketua Pelaksana.

Kegiatan ini diawali dengan rajah yang dipimpin oleh Ayah Dodi dari Kasepuhan Bandung yang kemudian dilanjutkan dengan tarawangsa. Setelah itu, Kelompok teater  LASKAPRA melanjutkan kegiatan dengan menampilkan pertunjukan metafora dimana GK. Dewi Asri dapat dibakar atau terbakar, lalu kegiatan diakhiri dengan Pertunjukan Debus.

Pembacaan Rajah oleh Ayah Dodi, Bandung, 13 Juni 2024. (Foto: Muhammad Anugrah Fajar Mahardika/LPM Daunjati)

Ngaruwat atau ruwat yang dalam Bahasa Sunda berarti proses atau tindakan penyembuhan atau merawat dan terkadang merujuk pada upaya membersihkan diri dari energi negatif dipilih sebagai konsep mengenang GK. Dewi Asri dengan harapan agar spirit kehidupan yang ada dalam GK. Dewi Asri tetap hidup dan GK Dewi Asri dapat segera pulih.

“Kita mengaplikasikannya ke GK. Dewi Asri karena kita menganggap bahwa spirit kehidupan yang ada di gedung Dewas (Dewi Astri) harus tetap hidup. Dengan adanya acara ngaruwat tersebut, harapan khususnya gedung Dewas bisa pulih kembali dan harapan umumnya kampus ISBI Bandung menjadi lebih baik lagi dalam hal pembangunan, maupun dalam hal lainnya,” ujar Tonny selaku Presiden BEM ISBI Bandung.

Lebih lanjut, Tonny menjelaskan jika ngaruwat GK. Dewi Asri merupakan salah satu wujud keresahan mahasiswa ISBI Bandung terhadap kondisi GK. Dewi Asri yang genap telah satu tahun hancur terbakar dan tak kunjung diperbaiki. Hal tersebut secara tidak langsung sangat berpengaruh dalam kegiatan akademik dimana sebelumnya GK. Dewi Asri sering digunakan oleh mahasiswa sebagai tempat berkegiatan.

“Awal mulanya muncul dari keresahan-keresahan mahasiswa yang mana melihat GK. Dewi Asri yang sudah 1 tahun terbakar belum ada perbaikan sama sekali. Selain itu, perlu kita ingat semenjak GK. Dewi Asri terbakar gedung pertunjukan di kampus ISBI cuma ada satu yaitu GK. Sunan Ambu. Yang mana hal tersebut sangat berpengaruh terhadap dalam proses akademik mahasiswa, apalagi bagi mahasiswa fakultas pertunjukan jelas sangat terasa dimana ketika GK. Dewi Asri masih ada suka dijadikan tempat latihan mahasiswa, pertunjukan tugas akhir,  kegiatan-kegiatan ormawa, atau bahkan kegiatan-kegiatan lainya,” lengkap Tonny.

Selepas kegiatan ngaruwat, Tonny menjelaskan tindak lanjut dari pihak BEM ISBI Bandung terkait GK. Dewi Asri. Ia mengatakan bahwa BEM ISBI Bandung akan terus mengawal GK. Dewi Asri hingga pulih dan dapat difungsikan kembali.

“Tindak lanjut untuk saat ini kita akan terus mengkawal GK. Dewi Asri sampai pulih dan akan tetap melakukan ruwatan kembali diiringi kesenian lainya untuk terus menumpahkan keresahan kami terhadap GK. Dewi Asri lewat jalur berkesenian,” ujar Tonny

Aziz, selaku Ketua Majelis Mahasiswa ISBI Bandung, menyampaikan bahwa acara ini berhasil menumbuhkan rasa cinta terhadap gedung-gedung kesenian di kampus. Rasa cinta yang tidak hanya bangga, tetapi juga merawatnya.

Audiens kegiatan ngaruwat GK. Dewi Asri, Bandung, 13 Juni 2024. (Foto: Muhammad Anugrah Fajar Mahardika/LPM Daunjati)

“Aku melihat antusiasme mahasiswa yang cukup besar soal gedung tersebut. Secara tidak langsung, mereka sudah merasa cinta dengan rumah mereka sendiri mereka seakan-akan menghidupkan kembali Dewi asri,” ujar Aziz.

Abod, salah satu pengisi acara, menjelaskan bahwa setiap pertunjukan dalam ngaruwat memiliki makna tersendiri. Pertunjukkan yang ada di dalam acara tersebut, yakni rajah dan tarawangsa sebagai bentuk doa, lalu pertunjukan teater untuk mengenang proses yang pernah terjadi di Gedung Dewi Asri, dan debus sebagai bukti bahwa semangat seni tetap hidup meskipun gedung terbakar.

Penari tarawangsa, Bandung, 13 Juni 2024. (Foto: Muhammad Anugrah Fajar Mahardika/LPM Daunjati)

“Dalam pemaknaan, mungkin dalam rajah sama tarawangsa itu sebagai salah satu bentuk doa untuk memperingati dalam acara ruwatan kemarin, lalu dilanjut sama teater. Dalam adegan teater kemarin, mungkin menurut pandangan saya pribadi kemarin dalam pertunjukan teater itu sebagai mengenang akan mereka anak teater yang selalu berproses di GK. Dewi Asri, lalu dalam rangkaian terakhir, yaitu debus menurut pandangan saya dalam pertunjukan debus kemarin yaitu untuk membuktikan meskipun gedung dewi asri terbakar tapi kita sebagai atau selaku penggerak seni masih bisa membuat sebuah pertunjukan,” ujar Abod.

Insiden kebakaran GK. Dewi Asri yang telah 1 tahun berlalu mungkin masih memberikan banyak pertanyaan pada para masyarakat ISBI, bagaimana bisa terbakar? atau dibakar oleh siapa? atau pertanyaan-pertanyaan lainnya. Namun, bukan hal tersebut yang kini menjadi permasalahannya, melainkan bagaimana upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh berbagai elemen, baik itu dari lembaga maupun mahasiswa ISBI untuk memulihkan GK. Dewi Asri agar dapat difungsikan kembali seperti sedia kala.

 

Penulis: Meylfin Ridona, Muhammad Anugrah Fajar M.
Dokumentasi: Muhammad Anugrah Fajar M.
Penyunting: Acep Muhammad S.