Home Default Blog
Dua minggu sebelum Hari Perempuan Internasional, Simpul Puan membuat agenda konsolidasi terbuka di Teater Kebun Kampus ISBI Bandung pada tanggal 22 Februari 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh perempuan-perempuan perwakilan undangan kolektif maupun inisiatif individu, tak sedikit juga laki-laki datang mengikuti dan mendukung agenda tersebut.
Acara diawali dengan perkenalan dari masing-masing peserta konsolidasi yang datang, kemudian dilanjutkan dengan sesi dimana setiap orang dipersilahkan bercerita atau menyampaikan keresahan mereka hari ini mengenai isu yang berkaitan dengan hak perempuan.
Keresahan mereka datang dari berbagai aspek, mulai dari lingkup keluarga sampai lingkup sosial yang lebih luas, yaitu dalam masyarakat. Salah satu dari mereka menceritakan keresahannya bagaimana perempuan seringkali mendapat ketidakadilan dari efek patriarki di dalam keluarga. Selain itu, di dalam lingkungan masyarakat perempuan juga masih sering mendapat diskriminasi.

Adapun keresahan perempuan di sektor lain seperti olahraga, kesehatan, identitas seksual, pekerjaan, dan lain sebagainya yang mereka sampaikan sepanjang waktu sesi penyampaian pendapat berlangsung.
Nana Miranda, salah satu peserta konsolidasi memberikan tanggapannya mengenai Internasional Women’s Day (IWD), Nana mengatakan bahwa IWD dimulai dari perjuangan buruh perempuan dan sekarang IWD menjadi momentum untuk perempuan-perempuan dalam menyuarakan kemarahan dan haknya.
“Iya kan IWD ini awalnya dari perjuangan buruh perempuan sekarang itu udah jadi populer, sekarang perjuangannya bukan di buruh perempuan aja, perempuan di sektor-sektor lain juga berjuang, walaupun buruh perempuan masih tertindas tapi semuanya jadi ikut turun dalam International Women’s Day.” tutur Nana Miranda saat diwawancarai.
Di sesi selanjutnya, yaitu konsolidasi mengenai tuntutan yang akan dibawa saat aksi, aspirasi tak hanya menuntut soal hak perempuan, konsolidasi ini juga menyinggung isu-isu lain yang memberatkan rakyat selama ini.

Bagian akhir agenda adalah sesi pembahasan teknis yaitu bagaimana bentuk kegiatan mereka saat akan turun aksi pada hari Perempuan Nasional tanggal 8 Maret 2025.
Mimin Aminah, salah satu peserta konsolidasi juga memberikan harapannya agar agenda semacam ini lebih sering diadakan.
“Harapannya semakin lebih mainstream lagi sampai jadi diskusi umum sampai bener-bener dari dasar kebutuhan, karena kita memang perlu ruang menyampaikan keresahan sebagai manusia itu udah menjadi kesadaran.” ujar Mimin Aminah.
Penulis: Laurancia Melani
Dokumentasi: Dewi Rosaria Indah, Laurancia Melani
Penyunting: Marissa Anggita