Home Default Blog

ARTIKEL

AKSI BISU BERISIK: RESPON TERHADAP KONDISI EKONOMI SEKARANG INI

Jumat, 8 Maret 2024, sejumlah mahasiswa melakukan Aksi Bisu Berisik yang digelar di depan kampus ISBI Bandung, Jalan Buahbatu No.212, Bandung.

Aksi Bisu Berisik yang diinisiasi oleh mahasiswa ISBI Bandung ini merupakan respon dari melambungnya harga pangan yang kian hari semakin tinggi.

“Aksi Bisu Berisik yang diinisiasi oleh mahasiswa ISBI ini merupakan respon (kenaikan harga pangan), dan (upaya) memberi tahu kepada masyarakat bahwa masa genting sedang terjadi” Ujar Maul kepada Daunjati.

 Dalam aksi ini, mahasiswa  menyuarakan kritik dan tuntutan kepada pemerintah akan kondisi ekonomi dewasa ini. Selain itu, aksi ini pun diisi oleh berbagai performance art yang ditampilkan oleh sejumlah mahasiswa jurusan teater ISBI Bandung, seperti memukul panci, menyegel diri, memakan api, dan beberapa aksi performance art lainnya yang menggambarkan kondisi sekarang ini.

Aksi bisu berisik, Jumat 8 Maret 2024 (Foto: Muhammad Haikal Athar Abdullah/LPM Daunjati)

Menurut penuturan Maul, Aksi Bisu Berisik merupakan respon dari masa sulit yang tengah dialami oleh Indonesia akan kenaikan berbagai kebutuhan pokok, terlebih pada masa-masa menghadapi bulan Ramadan.

“Aksi ini merupakan sebuah respon atas harga beras yang mahal pisan, dimana tadinya harga beras sekilo bisa 9000, sekarang sudah naik beberapa kali lipat. Terlebih sekarang mau menghadapi Ramadan, dimana di bulan Ramadan kebutuhan masyarakat akan lebih tinggi, tetapi sekarang harga bahan baku pangan malah naik,” tutur Maul,

Sebagaimana tujuannya, aksi ini pun ditujukan kepada pemerintah yang dirasa tidak memberikan solusi dan jawaban kepada masyarakat terhadap kenaikan harga pangan.

“Pemerintah saat ini dirasa aneh, tidak memberikan solusi dan tidak memberikan jawaban kepada masyarakat akan kenaikan harga beras yang terjadi sekarang ini.” ucap Maul.

Maksud dari digelarnya Aksi Bisu Berisik di jalan Buahbatu bukan tanpa alasan. Menurut penuturan Maul, aksi ini diharapkan dapat didengar dan dilihat oleh pemerintah, terlebih bagi para pejabat-pejabat pemerintah yang melewati jalan Buahbatu supaya mendengar suara dan tuntutan rakyat terhadap kenaikan harga pangan.

“Memang kami harap aksi ini dapat didengar dan dilihat oleh pemerintah. Kami melakukan aksi ini di jalanan Buahbatu yang sibuk lalu lalang kendaraan, tadi pun ada beberapa mobil pejabat dengan plat nomor merah melintas di depan kami. Kami harap dengan adanya aksi ini pemerintah dapat mengambil tindakan untuk menyelesaikan persoalan harga pangan sekarang ini,” tutur Maul.

Aksi bisu berisik, Jumat 8 Maret 2024 (Foto: Muhammad Haikal Athar Abdullah/LPM Daunjati)

Di sisi lain, aksi yang digelar di jalan Buahbatu ini pun ditujukan untuk menyampaikan pesan kepada segala lapisan elemen masyarakat yang melewati jalan Buahbatu terkait masalah pangan yang dialami sekarang ini.

“Disamping itu, kepada masyarakat kami ingin menyampaikan bahwa masalah pangan ini merupakan masalah yang elementer, negara kita diklaim sebagai negeri agraris, tapi mana buktinya? Beras tetap mahal, petani tetap miskin, sawah malah tambah habis digerus dalih-dalih takhayul pembangunan, pembangunan-pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang pada akhirnya tidak berpihak pada kesejahteraan rakyat, tetapi malah menimbulkan konflik-konflik.” pungkas Maul.

Maul juga menambahkan bahwa pemerintah sekarang dirasa telah gagal untuk menciptakan kesejahteraan rakyat. Untuk menghadapi kondisi seperti sekarang ini, diperlukan semangat gotong-royong dan solidaritas di dalam tubuh masyarakat, mutual aid antar masyarakat sangatlah penting untuk saling menguatkan dan bertahan  ditengah kondisi ekonomi yang terpuruk seperti sekarang ini.

 

Penulis : Purwa Sundani & Tonny Gunawan
Dokumentasi : Muhammad Haikal Athar Abdullah
Penyunting : Ossa Fauzan Nasrulloh