Home Default Blog

KABAYA 2024: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT LITERASI PADA GENERASI TRANSISI
ARTIKEL

KABAYA 2024: STRATEGI MENUMBUHKAN SEMANGAT LITERASI PADA GENERASI TRANSISI

Bandung, 15 Mei 2024. Duta Baca Kota Bandung menyelenggarakan kegiatan “KABAYA: Kagiatan Asik Maca Jeung Budaya”  yang mengusung tema “Karasep Maca, Karagaman Budaya”. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bandung, Jl. Seram no.2, Bandung, dan diikuti oleh kurang lebih 40 siswa siswi kelas 5 dari SD Yayasan Atikan Sunda 2 Bandung.

Menurut Alfath Fadillah Riwannur selaku Ketua Pelaksana KABAYA, pemilihan Gedung Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bandung sebagai tempat dilaksanakannya acara yang secara khusus diikuti oleh anak-anak SD Yayasan Atikan Sunda 2 Bandung bukanlah tanpa alasan, yakni sebagai upaya untuk memperkenalkan perpustakaan pada anak-anak.

“Yang kita inginkan ialah anak-anak yang sedang dalam tahap transisi,dimana anak SD sedang dalam masa transisi dari anak-anak menuju masa remaja, dengan cara kita mendatangkan mereka ke perpustakaan ini, mereka akan tahu bahwa Kota Bandung memiliki perpustakaan keren yang bisa mereka kunjungi. Setelah ini saya yakin betul biasanya anak-anak kalau mereka suka pada suatu tempat, mereka akan memberi tahu, menginformasikan kepada teman-temannya yang lain, biar syiarnya semakin luas,” ucap Alfath.

Selain itu, dilaksanakannya kegiatan KABAYA di Gedung Dinas Arsip dan Perpustakaan ini ialah sebagai upaya untuk menumbuhkan kecintaan  terhadap perpustakaan dan memupuk rasa gemar membaca sedini mungkin kepada generasi muda.

“Kita melihat bahwa generasi SD, dimana termasuk anak-anak, mereka masih dalam tahap penasaran, dengan kita membawa mereka datang ke sini setidaknya kita memberikan referensi ada tempat yang nyaman (Perpustakan). Jadi nantinya yang ada di benak mereka, ‘oh tempat yang menyenangkan itu perpustakaan’, dengan begitu nantinya mereka tumbuh menjadi remaja, kemudian dewasa dalam pondasi yang kuat bahwa mereka suka terhadap perpustakaan, dan syukur nanti mereka suka membaca, dan menjadi orang-orang yang memang mensyiarkan kembali tentang perpustakaan dan membaca.” tutur Alfath.

Selaku Ketua Pelaksana, Alfath berharap kegiatan KABAYA yang mengusung tema “Karesep Maca, Karagaman Budaya” dapat memberikan dampak yang signifikan dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap perpustakaan dalam jiwa anak-anak. Selain itu, diharapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa gemar membaca di kalangan anak-anak, khususnya menumbuhkan kegemaran dalam membaca literatur-literatur tentang budaya sunda sebagai bentuk kecintaan terhadap literasi dan budaya.

“Harapan kami setelah mereka pulang dari sini mereka menjadi orang-orang yang memang mensyiarkan bagaimana kenyamanan dari kegiatan ini, mereka memberi tahu teman-temannya agar mereka lebih tertarik untuk datang ke perpustakaan. Terlebih, sesuai tema ini, mereka lebih tertarik untuk membaca, terutama tentang budaya yang ada di sunda”. pungkas Alfath.

Adapun rangkaian kegiatan yang dilaksanakan berupa sambutan dan peresmian acara yang dipimpin oleh Sekretaris Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bandung yaitu Medi Mahendra, AP., S.Sos., M.Si, lalu dilanjutkan dengan pertunjukan Pencak Silat dan Tari Jaipong oleh siswa siswi kelas 5 SD Yayasan Atikan Sunda 2 Bandung, dan yang terakhir adalah metode pembelajaran dengan konsep pos to pos yang berfokus pada literasi dan pengenalan budaya sunda.
Penampilan tari jaipong oleh Ananda Putri, siswi kelas 5 SD Yayasan Atikan Sunda 2 Bandung dalam Kegiatan KABAYA 2024, Bandung, 15 Mei 2024. (Foto: Purwa Sundani/LPM Daunjati)

Metode pembelajaran pos to pos yang diberikan kepada anak-anak menggunakan konsep yang unik dengan beberapa anak dibagi menjadi 4 kelompok dan mereka belajar mengenai literasi dan budaya sunda di setiap posnya, adapun setiap pos terdiri dari pematerian yang berbeda, mulai dari menonton film pendek, membuat tulisan mengenai budaya sunda, mendongeng, hingga pematerian praktek permainan tradisional.

Siswa SD Yayasan Atikan Sunda 2 Bandung sedang bermain beklen di pos permainan tradisional dalam kegiatan pos to pos, Bandung, 15 Mei 2024. (Foto: Purwa Sundani/LPM Daunjati)

Medi Mahendra selaku Sekretaris Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bandung memberikan tanggapan bahwa acara KABAYA 2024 ini merupakan wujud nyata keterlibatan Paguyuban Duta Baca untuk terus meningkatkan budaya literasi, dan hal yang terpenting adalah bagaimana cara agar kebudayaan sunda tidak terkikis oleh perkembangan zaman.

“Alhamdulillah bahwa kegiatan KABAYA 2024 yang digagas oleh Paguyuban Duta Baca Kota Bandung, ini merupakan bagian daripada wujud nyata keterlibatan anggota duta baca untuk terus meningkatkan literasi. Hal yang paling terpenting adalah bagaimana kita selaku orang Bandung yang notabenenya kita sendiri merupakan orang sunda, diharapkan jangan sampai pada saat perkembangan ilmu teknologi apalagi akses informasi yang begitu drastis dan masif mempengaruhi karakter masyarakat terutama generasi muda, mereka tidak lagi terkikis oleh budaya-budaya yang datang dari luar dan mereka sendiri tetap bangga, tetep reueus sebagai orang sunda, sebagai orang yang punya adiluhung.” ucap Medi Mahendra.

Kegiatan seputar literasi yang diadakan Paguyuban Duta Baca untuk tahun ini sangat menarik karena mengangkat kembali bahasa sunda dan mengangkat topik kesundaan, sehingga mendapat banyak sekali respon baik dari berbagai pihak.

Medi mahendra mengatakan bahwa setiap tahunnya Paguyuban Duta Baca Kota Bandung  terus melakukan kaderisasi untuk melibatkan anak muda bandung dalam memberikan manfaat dalam peningkatan budaya literasi dikalangan masyarakat. Namun untuk tahun ini sangat menarik karena mengangkat budaya lokal sunda dan berkolaborasi dengan sekolah yang memang konsen di pelestarian budaya sunda.

“Setiap tahunnya kita memang melakukan kaderisasi untuk untuk menumbuhkembangkan kembali anak-anak muda Bandung yang kreatif dan inovatif,  yang memang mereka sudah mengikuti seleksi dan kompetisi secara sehat untuk dapat terlibat dalam duta baca Kota Bandung dan dimana sekarang mereka sedang menunjukan sosial projeknya kepada kita, apa yang mereka inginkan untuk meningkatkan budaya literasi masyarakat, tapi yang menarik dari tahun ini temanya adalah bagaimana budaya lokal sunda ini diangkat dan luar biasanya lagi kebetulan adek-adek duta baca ini berkolaborasi dengan SD Atikan Sunda 2 Bandung  yang notabenenya selama ini memang sekolah dasar yang betul-betul fokus dan konsen terhadap upaya untuk mempertahankan melestarikan budaya sunda.” ucap Medi.

Sekretaris DISARPUS Kota Bandung, Medi Mahendra berfoto bersama Duta Baca Kota Bandung dan Siswa Siswi SD Yayasan Atikan Sunda 2 Bandung, Bandung, 15 Mei 2024. (Foto: Purwa Sundani/LPM Daunjati)

Rini Pujastuti, S.Pd. selaku guru sekaligus wali kelas 5 SD Yayasan Atikan Sunda 2 Bandung menuturkan bahwa pihak sekolah sangat bangga dan mendukung adanya kegiatan literasi semacam ini, serta dirasa perlu dilaksanakan setiap tahunnya. Pihak sekolah juga bangga dengan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bandung karena bisa merangkul generasi muda untuk sama-sama menumbuhkan literasi.

“Luar biasa, apresiasinya dari sekolah sangat mendukung, kalau bisa setiap tahun dilaksanakan. Kami dari pihak sekolah bangga dan tersanjung karena diundang, ini kali pertama (diundang) dalam acara kesundaan di Duta Baca. Bangga untuk Dinas Kearsipan, bisa merangkul generasi muda, kemudian bisa merangkul adik-adik yang masih dini. Sangat bangga.” tutur Rini.

Rini juga memberikan harapan untuk anak-anak yang mengikuti acara ini semoga bisa menyampaikan kembali kepada rekan-rekan maupun keluarganya untuk senang berliterasi dan jangan takut untuk mendatangi perpustakaan karena literasi itu tidak hanya baca buku dan menurutnya generasi literat akan menjadi generasi yang kritis dan bersinergi di masa depan.

“Alhamdulillah dengan adanya acara ini saya harap anak-anak bisa menyampaikan kembali kepada rekan-rekannya, keluarganya, dan bahkan adek-adeknya untuk senang berliterasi dan jangan takut ke perpustakaan, jangan takut baca buku. karena literasi itu tidak hanya baca buku, literasi itu sangat luas semua aktivitas anak-anak bisa dijadikan literasi. dan menurut ibu generasi literat itu akan menjadi generasi yang kritis bersinergi di masa depan.” ucap Rini.

 

Penulis : Purwa Sundani, Marissa Anggita
Dokumentasi : Purwa Sundani
Editor : Ossa Fauzan